Edisi
003/2012
|
Memimpin
Kelompok Diskusi Warga
|
Sikap dan ketrampilan saudara sebagai pemimpin adalah salah satu faktor penting dalam
menentukan semangat dan suasana pertemuan.
Sikap yang rileks namun penuh antusiasme, akan menyebar kepada setiap anggota
kelompok sejak awal Diskusi Warga (DW) dimulai. Jadikan DW sebagai diskusi
milik bersama dan bangun suasana menyenangkan
|
Persiapan
1. Sedapat mungkin aturlah susunan
duduk yang melingkar sehingga setiap orang dapat saling memandang dan
mudah berbicara satu dengan yang lain.
2.
Bagikan bahan DW kepada setiap peserta
3.
Sejak awal, jelaskan bahwa pertemuan itu
adalah untuk berdiskusi bukan ceramah atau debat kusir.
Kemudian sampaikan aturan-aturan dasar DW:
a.
Tujuan dan batasan materi
yang akan dipelajari.
b.
Pentingnya
menghargai pendapat dan peran setiap orang dalam diskusi.
c.
Kesepakan
bersama
tentang lamanya diskusi dan siapa notulis DW.
4. Mulailah tepat waktu. Disamping membuang waktu, kebiasaan terlambat menimbulkan dampak
psikologis yang buruk, seperti DW itu hanya main-main dan tidak penting.
|
Memulai
Diskusi Warga
1.
Bukalah DW dengan doa; kemudian perkenalkan diri anda dan minta peserta berkenalan secara singkat. Catatlah nama-nama peserta.
2.
Dalam mengarahkan pertanyaan, sebutkan nama
orang itu. Hal ini juga akan membantu yang lain mengingat nama
rekan diskusi.
3. Jika anggota kelompok masih
belum mengerti apa yang dimaksudkan oleh pembuat bahan DW, anda dapat mengkalimatkan
ulang dengan kata-kata sendiri.
4. Kendalikan waktu.
Setelah suatu pertanyaan terjawab dengan memuaskan, segeralah beralih ke
pertanyaan berikutnya (jangan bertele-tele atau terjebak debat kusir).
Pengulangan akan menimbulkan kebosanan.
5. Secara berkala buatlah
kesimpulan
tentang apa yang telah kelompok capai dari bahan yang dipelajari. Ini akan
menolong untuk memperoleh ide-ide berarti selanjutnya dan untuk menjaga alur
pertanyaan. Tapi jangan berkhotbah.
6. Pada akhir DW, berilah
kesimpulan pendek (bisa
dikaitkan kembali dengan tujuan topik) dan tutup dengan doa.
Beri kesempatan kepada peserta untuk meresponi dan memohon agar Tuhan
menolong untuk melakukan kesepakatan.
7. Akhiri tepat pada waktunya. Yang masih ingin melanjutkan
diskusi secara informal boleh tinggal namun yang lain boleh pulang.
|
Tips Praktis
1. Hindari untuk menjawab pertanyaan saudara sendiri.
Suatu kelompok akan menjadi pasif jika pemimpin terlalu banyak berbicara.
Tugas pemimpin adalah memimpin diskusi dengan memberi kesempatan kepada
orang untuk berpendapat.
2. Jangan kuatir dengan keheningan.
Peserta perlu waktu untuk berpikir
tentang pertanyaan dan menyusun jawaban mereka. Tetapi cobalah untuk
membedakan antara diam karena sedang berpikir dengan diam karena pertanyaan
tidak jelas.
3. Eksplorasi topik dan jangan
puas dengan satu jawaban. Minta juga jawaban peserta yang lain.
Tanyalah “Apakah ada jawaban lain?” atau “Apakah ada yang
mau menambahkan?”.
Beri kesempatan
kepada beberapa orang untuk berbicara.
4. Berilah dukungan yang
positif! Orang akan memberikan kontribusi jika merasa jawabannya
dihargai. Berikan perhatian penuh kepada siapapun yang sedang berbicara.
Responi jawaban mereka dengan mengatakan “Suatu pengamatan yang baik” atau “point
yang sangat bagus”. Berilah penghargaan kepada orang yang pemalu atau anggota yang ragu atau takut jawabannya salah.
5. Terimalah semua jawaban. Jangan sekali-kali menolak
jawaban. Jika jawaban itu jelas salah, tanyakan, ”Alasan apa yang
membuat Saudara berpikir demikian?” atau “Bagaimana pendapat yang
lain?”
6. Jangan takut pada perdebatan.
Hal ini menghangatkan diskusi, namun demikian perlu diperhatikan kemungkinan
adanya debat kusir atau timbulnya perkataan yang dapat menyakiti orang lain.
Ingatkan kembali akan peraturan dasar DW.
Daniel Adipranata
Center for Policy Analysis
Institut Leimena
|
Kamis, 21 Juni 2012
Memimpin Kelompok Diskusi Warga - Daniel Adipranata
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar