Kamis, 21 Juni 2012

Memimpin Kelompok Diskusi Warga - Daniel Adipranata

suara warga - email header 8.GIF
Edisi 003/2012
Memimpin Kelompok Diskusi Warga
SW 003 2012.jpg
Sikap dan ketrampilan saudara sebagai pemimpin adalah salah satu faktor penting dalam menentukan semangat dan suasana pertemuan. Sikap yang rileks namun penuh antusiasme, akan menyebar kepada setiap anggota kelompok sejak awal Diskusi Warga (DW) dimulai. Jadikan DW sebagai diskusi milik bersama dan bangun suasana menyenangkan
Persiapan
1.       Sedapat mungkin aturlah susunan duduk yang melingkar sehingga setiap orang dapat saling memandang dan mudah berbicara satu dengan yang lain.
2.      Bagikan bahan DW kepada setiap peserta
3.      Sejak awal, jelaskan bahwa pertemuan itu adalah untuk berdiskusi bukan ceramah atau debat kusir. Kemudian sampaikan aturan-aturan dasar DW:
a.                       Tujuan dan batasan materi  yang akan dipelajari.
b.                       Pentingnya menghargai pendapat dan peran setiap orang dalam diskusi.
c.                        Kesepakan bersama tentang lamanya diskusi dan siapa notulis DW.
4. Mulailah tepat waktu. Disamping membuang waktu, kebiasaan terlambat menimbulkan dampak psikologis yang buruk, seperti DW itu hanya main-main dan tidak penting.
Memulai Diskusi Warga
1.     Bukalah DW dengan doa; kemudian perkenalkan diri anda dan minta peserta berkenalan secara singkat. Catatlah nama-nama peserta.
2.    Dalam mengarahkan pertanyaan, sebutkan nama orang itu. Hal ini juga akan membantu yang lain mengingat nama rekan diskusi.
3.    Jika anggota kelompok masih belum mengerti apa yang dimaksudkan oleh pembuat bahan DW, anda dapat mengkalimatkan ulang dengan kata-kata sendiri
4.    Kendalikan waktu. Setelah suatu pertanyaan terjawab dengan memuaskan, segeralah beralih ke pertanyaan berikutnya (jangan bertele-tele atau terjebak debat kusir). Pengulangan akan menimbulkan kebosanan.
5.    Secara berkala buatlah kesimpulan tentang apa yang telah kelompok capai dari bahan yang dipelajari. Ini akan menolong untuk memperoleh ide-ide berarti selanjutnya dan untuk menjaga alur pertanyaan. Tapi jangan berkhotbah.
6.    Pada akhir DW, berilah kesimpulan pendek (bisa dikaitkan kembali dengan tujuan topik)  dan tutup dengan doa. Beri kesempatan kepada peserta untuk meresponi dan memohon agar Tuhan menolong untuk melakukan kesepakatan.
7.    Akhiri tepat pada waktunya. Yang masih ingin melanjutkan diskusi secara informal boleh tinggal namun yang lain boleh pulang.
Tips Praktis
1.    Hindari untuk menjawab pertanyaan saudara sendiri. Suatu kelompok akan menjadi pasif jika pemimpin terlalu banyak berbicara. Tugas pemimpin adalah memimpin diskusi dengan memberi kesempatan kepada orang  untuk berpendapat.
2.   Jangan kuatir dengan keheningan. Peserta perlu waktu untuk berpikir tentang pertanyaan dan menyusun jawaban mereka. Tetapi cobalah untuk membedakan antara diam karena sedang berpikir dengan diam karena pertanyaan tidak jelas.
3.   Eksplorasi topik dan jangan puas dengan satu jawaban. Minta juga jawaban peserta yang lain. Tanyalah “Apakah ada jawaban lain?” atau “Apakah ada yang mau menambahkan?”. Beri kesempatan kepada beberapa orang untuk berbicara.
4.  Berilah dukungan yang positif! Orang akan memberikan kontribusi jika merasa jawabannya dihargai. Berikan perhatian penuh kepada siapapun yang sedang berbicara. Responi jawaban mereka dengan mengatakan “Suatu pengamatan yang baik” atau “point yang sangat bagus”. Berilah penghargaan kepada orang yang pemalu atau anggota yang ragu atau takut jawabannya salah.
5.   Terimalah semua jawaban. Jangan sekali-kali menolak jawaban. Jika jawaban itu jelas salah, tanyakan, ”Alasan apa  yang membuat Saudara berpikir demikian?” atau “Bagaimana pendapat yang lain?”
6.  Jangan takut pada perdebatan. Hal ini menghangatkan diskusi, namun demikian perlu diperhatikan kemungkinan adanya debat kusir atau timbulnya perkataan yang dapat menyakiti orang lain. Ingatkan kembali akan peraturan dasar DW.

Daniel Adipranata
Center for Policy Analysis
Institut Leimena

Tidak ada komentar: