TONGKONAN
Pendidikan
Warga ke-27
Toraja,
24-25 Februari 2012
|
Tongkonan
adalah rumah adat Toraja. Namun bagi masyarakat Toraja, Tongkonan bukan
sekedar rumah tinggal biasa. Tongkonan berasal dari kata
‘tongkon’ (bahasa Toraja) yang berarti ‘duduk
bersama-sama’. Tongkonan adalah pusat persekutuan hidup atau pranata
sosial budaya masyarakat Toraja. Sesuai dengan artinya Tongkonan berfungsi
untuk tempat untuk memecahkan permasalahan bersama, dan menata
Karapasan (kedamaian, kebahagian) yang mengutamakan ketentraman,
keaamanan. Hidup bersumber dari dan untuk Tongkonan bagi keluarga.
Pengelolaan sumber ekonomi (air, pohon, padi, sayur tanah) diolah bersama
untuk kepentingan bersama. Agama dan kehidupan sosial dipelihara dan
dipraktekkan dalam Tongkonan.
|
Pada
tanggal 24-25 Februari 2012, tim dari Institut Leimena (Matius Ho, Daniel
Adipranata, dan Santhy Chamdra) mengadakan Pendidikan Warga dan Pelatihan
Fasilitator Diskusi Warga di Gereja Toraja. Bertempat di Tamengtoe (pusat
pelatihan sinode Gereja Toraja), acara selama 2 hari ini diikuti oleh sekitar
50 orang peserta, terdiri dari Pendeta, anggota DPRD, pengurus Partai
Politik, dan para aktifis Pemuda Gereja Toraja. Acara dibuka dan diawali
dengan kuliah pembuka oleh ketua Sinode GerejaToraja, Pdt. Musa Salusu, M.Th.
tentang Peranan Warga Gereja dalam Pembangunan Bangsa. Diakhir acara, peserta
menyaksikan penandatanganan nota kerjasama antara Institut Leimena dengan
Sinode Gereja Toraja.
|
Sebagai daerah mayoritas Kristen, Tana
Toraja mempunyai kesempatan yang sangat besar untuk menunjukkan keteladanan
dalam tata kelola pemerintahan yang bersih dan memajukan masyarakat. Ini
tercermin melalui diskusi, banyak peserta yang mengangkat pentingnya gereja
tidak membuang peluang dengan terus menyuarakan suara kenabian di dunia
politik. Gereja juga harus terlibat dalam mencetak kader muda dan
mencerdaskan warganya melalui diskusi warga. Beberapa komitmen dari peserta
tentang acara ini adalah sebagai berikut:
|
“… menggalang dan
mengupayakan penyadaran warga tentang hak-haknya. Dengan mendorong
pembentukan kelompok-kelompok Diskusi Warga. ….. membentuk juga
komunitas advokasi eksekutif dan legislative“ ( Pdt Luther Taruk , MTh. Ketua wilayah
II, Gereja Toraja)
|
“ manfaat Pendidikan Warga adalah
untuk memberdayakan warga (konstituen) untuk bisa menyampaikan aspirasinya
dengan serta mengerti haknya sebagai warganegara” (Isak Bunga Allo, anggota DPRD
Toraja Utara)
|
Kamis, 21 Juni 2012
Travel to Toraja (Daniel Adipranata - Februari 2012)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar